Perkembangan dan klasifikasi
akuntansi internasional
Pengertian akuntansi internasional
Akuntansi Internasional adalah akuntansi
untuk transaksi internasional, perbandingan prinsip akuntansi antar negara yang
berbeda dan harmonisasi berbagai standar akuntansi dalam bidang kewenangan
pajak, auditing dan bidang akuntansi lainnya. Akuntansi harus berkembang
agar mampu memberikan informasi yang diperlukan dalam pengambilan keputusan di
perusahaan pada setiap perubahan lingkungan bisnis.
Beberapa karakteristik era ekonomi global
yang ada dalam akuntansi internasional antara lain:
·
Bisnis internasional
·
Hilangnya batasan-batasan antar Negara era
ekonomi global sering sulit untuk mengindentifikasi Negara asal suatu produk
atau perusahaan, hal ini terjadi pada perusahaan multinasional
·
Ketergantungan pada perdagangan internasional
Perkembangan Akuntansi Internasional sudah
seharusnya diiringi oleh kemampuan individu yang bergerak dalam bidang
akuntansi untuk ikut andil memajukan akuntansi. Akuntansi Internasional
merupakan penghubung antarnegara. Delapan faktor yang mempengaruhi perkembangan
akuntansi internasional harus dipahami dengan baik agar tercipta harmonisasi
antarnegara yang bertransaksi.
A.
Perkembangan
akuntansi internasional
Ada delapan faktor yang
mempengaruhi perkembangan akuntansi internasional , yaitu :
1. Sumber Pendanaan
Di Negara-negara dengan
pasar ekuitas yang kuat, seperti Amerika Serikat dan Inggris, akuntansi
memiliki focus atas seberapa baik manajemen menjalankan perusahaan
(profitabilitas), dan dirancang untuk membantu investor menganalisis arus kas
masa depan dan resiko terkait. Pengungkapan dilakukan sangat lengkap untuk
memenuhi kebutuhan kepemilikan public yang luas. Sebaliknya, dalam sistem
berbasis kredit dimana bank merupakan sumber utama pendanaan, akuntansi
memiliki focus atas perlindungan kreditor melalui pengukuran akuntansi yang
konservatif. Karena lembaga keuanngan memiliki akses langsung terhadap
informasi apa saja yang diinginkan, pengungkapan public yang luas dianggap
tidak perlu
2. Sistem Hukum
Sistem hukum menentukan
bagaimana individu dan lembaga berinteraksi. Dunia barat memiliki dua orientasi
dasar: hukum kode (sipil) dan hukum umum (kasus). Hukum kode utamanya diambil
dari hukum Romawi dan kode Napoleon. Dalam Negara-negara hukum kode (Prancis,
Jerman, dan Skandinavia), hukum merupakan satu kelompok lengkap yang mencakup
ketentuan dan prosedur. Kodifikasi standard an prosedur akuntansi merupakan hal
yang wajar dan sesuai disana. Dengan demikian, di Negara-negara hukum kode,
aturan akuntansi digabungkan dalam hukum nasional dan cenderung sangat lengkap
dan mencakup sangat banyak prosedur. Sebaliknya, hukum umum berkembang atas
dasar kasus per kasus tanpa adanya usaha untuk mencakup seluruh kasus dalam
kode yang lengkap. Tentu saja, terdapat hukum dasar, tetapi cenderung tidak
terlalu detail dan lebih fleksibel bila dibandingkan dengann sistem hukum kode.
Hal ini mendorong usaha coba-coba dan memungkinkan penerapan pertimbangan.
Hukum umum diambil dari hukum kasus Inggris. Pada kebanyakan Negara hukum umum,
aturan akuntansi ditetapkan oleh organisasi professional sector swasta. Hal ini
memungkinkan aturan akuntansi menjadi lebih adaptif dan inovatif. Kecuali untuk
ketentuan dasar yang luas, kebanyakan aturan akuntansitidak digabungkan secara
langsung ke dalam hukum dasar.
3. Perpajakan
Di kebanyakan Negara,
peraturan pajak secara efektif menentukan standar akuntansi karena perusahaan
harus mencatatat pendapatan dan beban dalam akun mereka untuk mengkalimnya
untuk keperluan pajak. Hal ini sebagai contoh merupakan kasus di Jerman dan
Swedia. Di Negara lain seperti Belanda, akuntansi keuangan dan pajak berbeda:
Laba kena pajak pada dasarnya adalah laba akuntansi keuangan yang disesuaikan
terhadap perbedaan –perbedaan dengan hukum pajak. Tentu saja, ketika akuntansi
keuangan dan pajak terpisah, kadang-kadang aturan pajak mengharuskan penerapan
prinsip akuntansi tertentu. Penilaian persediaan menurut Masuk Terakhir Keluar
Pertama (LIFO) di Amerika Serikat merupakan satu contoh.
4. Ikatan Politik
dan Ekonomi. Ide dan teknologi
akuntansi dialihkan melalui
penaklukan, perdagangan dan kekuatan sejenis. Sistem Pencatatan Berpasangan
yang berawal di Italia pada tahun 1400-an secara perlahan-lahan menyebar luas
di Eropa bersamaan dengan gagasan-gagasan pembaruan lainnya.
5. Inflasi
Inflasi menyebabkan
distorsi terhadap akuntansi biaya historisdan mempengaruhi kecenderungan suatu
Negara untuk menerapkan perubahan harga terhadap akun-akun perusahaan.
6. Tingkat
Perkembangan Ekonomi.
Faktor ini mempengaruhi
jenis transaksi usaha yang dilaksanakan dalam suatu perekonomian dan menentukan
manakah yang paling utama. Pada gilirannya, jenis transaksi menentukan masalah
akuntansi yang dihadapi. Sebagai contoh, kompensasi eksekutif perusahaan
berbasis saham atau sekuritisasi aktiva merupakan sesuatu yang jarang terjadi dalam
perekonomian dengan pasar modal yang kurang berkembang. Saat ini, banyak
perekonomian industri berubah menjadi pereknomian jasa. Masalah akuntansi
seperti penilaian aktiva tetap dan pencatatan depresiasi yang sangat relevan
dalam sector manufaktur menjadi semakin kurang penting. Tantangan-tantangan
akuntansi yang baru seperti penilaian aktiva tidak berwujud dan sumber manusia
semakin berkembang.
7. Tingkat
Pendidikan
Standar dan praktik
akuntansi yang sangat rumit akan menjadi tidak berguna jika disalahartikan dan
disalahgunakan. Sebagai contoh, pelaporan teknis yang kompleks mengenai varian
perilaku biaya tidak akan berarti apa-apa, kecuali para pembaca memahami
akuntansi biaya. Pengungkapan mengenai resiko efek derivative tidak akan
informative kecuali jika dibaca oleh pihak yang berkompeten.
8. Budaya.
Empat dimensi budaya
nasional, menurut Hofstede : individualisme, jarak kekuasaan, penghindaran
ketidakpastian, maskulinitas.
Tantangan bagi profesi
akuntan dalam pengembangan akuntansi adalah :
·
Skill dan kompetensi yang dimiliki
·
Memahami Cross Functional Linkages
·
Analisis keuangan dan perbandingannnya
A. Pendekatan
Perkembangan Akuntansi
Ada empat pendekatan
terhadap perkembangan akuntansi, yaitu :
·
Berdasarkan
pendekatan Makroekonomi, praktek akuntansi didapatkan dari dan
dirancang untuk meningkatkan tujuan makroekonomi nasional
·
Berdasarkan
pendekatan Mikroekonomi, Akuntansi berkembang dari prinsip – prinsip
mikroekonomi. Fokusnya terletak pada perusahaan secara individu yang memiliki
tujuan untuk bertahan hidup. Untuk mencapai tujuan ini, perusahaan harus
mempertahankan modal fisik yang dimiliki. Juga sama pentingnya bahwa perusahaan
memisahkan secara jelas modal dari laba untuk mengevaluasi dan mengendalikan
aktivitas usaha. Pengukuran akuntansi yang didasarkan pada biaya penggantian
sangat didukung karena paling sesuai dengan pendekatan ini. Akuntansi di
Belanda berkembang dari mikroekonomi.
·
Berdasarkan
pendekatan Independent, akuntansi berasal dari praktek bisnis dan
berkembang secra ad hoc, dengan dasar perlahan-lahan dan pertimbangan,
coba-coba dan kesalahan.akuntansi dipandang sebagai fungsi jasa yang konsep dan
prinsipnya diambil dari proses bisnis yang dijalankan dan bukan dari cabang
keilmuan seperti ekonomi.
·
Berdasarkan pendekatan
yang Seragam, Akuntansi di standarisasi dan digunakan sebagai alat
untuk kendali administrasi oleh pemerintah pusat. Keseragaman dalam pengukuran,
pengungkapan dan penyajian akan memudahkan perancang pemerintah, otoritas pajak
bahkan manajer untuk menggunakan informasi akuntansi dalam mengendalikan
seluruh jenis bisnis. Secara umum, pendekatan seragam digunakan Negara-negara
dengan keterlibatan pemerintah yang besar dalam perencanaan ekonomi di mana
akuntansi digunakan antara lain untuk mengukur kinerja, mengalokasikan sumber
daya, mengumpulkan pajak dan mengendalikan harga. Prancis, dengan bagan akuntansi
nasional yang seragam, merupakan pendukung utama pendekatan seragam.
B. Klasfikasi Akuntansi Internasional
Klasifikasi merupakan dasar
untuk memahami dan menganalisis mengapa dan bagaimana sistem akuntansi nasional
berbeda-beda. Kita juga dapat menganalisis apakah sistem-sistem tersebut
cenderung menyatu atau berbeda. Tujuan klasifikasi adalah untuk mengelompokkan
sistem akuntansi keuangan menurut karakteristik khususnya. Klasifikasi
mengungkapkan struktur dasar di mana anggota-anggota kelompok memiliki kesamaan
dan apa yang membedakan kelompok-kelompok yang beraneka ragam satu sama lain.
Dengan mengenali kesamaan dan perbedaan, pemahaman kita mengenai sistem
akuntansi akan lebih baik.
Klasifikasi akuntansi
internasional dapat dilakukan dalam dua cara: Dengan pertimbangan dan secara
empiris. Klasifikasi dengan pertimbangan bergantung pada pengetahuan, intuisi
dan pengalaman. Klasifikasi secara empiris menggunakan metode statistic untuk
mengumpulkan data prinsip dan praktek akuntansi seluruh dunia.
Terdapat 2 pendekatan untuk
klasifikasi sistem akuntansi yaitu:
1. Pendekatan
Deduktif
Berkaitan dengan pendekatan
deduktif ini ada empat pendekatan dalam perkembangan akuntansi:
a. Macroeconomic
Pattern
Dalam pendekatan ini bisa
dilihat bahwa ternyata akuntansi untuk bisnis berhubungan erat dengan kebijakan
perekonomian nasional. Tujuan perusahaan biasanya mengikuti kebijakan
ekonomi nasional. Beberapa Negara yang memakai pendekatan ini adalah
Swedia, Prancis, dan Jerman.
b. Microeconomic
Pattern
Dalam pendekatan ini
akuntansi dipandang sebagai cabang ekonomi bisnis. Konsep akuntansi merupakan
derivasi dari analisa ekonomi. Konsep utamanya adalah bagaimana
mempertahankan investasi modal dalam sebuah entitas bisnis.
c. Independent
Discipline Approach
Akuntansi dipandang sebagai
fungsi jasa dan diderivasikan dari praktek bisnis. Negara Amerika dan Inggris
menganut pendekatan ini.
d. Uniform Accounting
Approach
Akuntansi dipandang sebagai
alat yang efisien untuk administrasi dan control. Dalam hal ini akuntansi
digunakan untuk mempermudah penggunaan dan menyeragamkan baik pengukuran,
pengungkapan dan penyajian serta sebagai alat control untuk semua tipe bisnis
dan pemakai, termasuk manager, pemerintah dan otoritas perpajakan.
Klasifikasi yang dilakukan
G. G. Mueller yang dimuat dalam The International Journal of Accounting (Spring
1968) yang menggunakan penilaian perkembangan ekonomi, kompleksitas bisnis,
situasi social politik serta sistem hukum, membagi Negara-negara ke dalam
10 kelompok berdasarkan sistem akuntansi yaitu:
·
Amerika Serikat / Kanada / Belanda
·
Negara-negara persemakmuran Inggris
·
Jerman / Jepang
·
Daratan Eropa (Tidak termasuk Jerman Barat,
Belanda dan Skandinavia)
·
Skandinavia
·
Israil / Meksiko
·
Amerika Selatan
·
Negara Berkembang
·
Afrika (tidak termasuk Afrika Selatan)
·
Negara-negara Komunis
2. Pendekatan
Induktif
Sementara Nair dan Frank
dalam The Accounting Review (Juli 1980) membagi Negara-negara ke dalam 5 Group
besar yaitu (1) model persemakmuran Inggris, (2) model Amerika Latin / Eropa
Selatan, (3) model Eropa Utara dan Tengah, (4) model Amerika Serikat dan
(5) Chili berdasarkan perbedaan dalam praktek pengungkapan dan penyajian.
Nair dan Frank juga menilai tingkat hubungan pengelompokkan Negara-negara
tersebut dengan sejumlah variable seperti bahasa, struktur ekonomi dan
perdagangan. Ternyata terdapat perbedaan antara pengungkapan dan pengukuran di
masing-masing kelompok Negara tersebut.
Sementara Nobes dalam
Journal of Business Finance and Accounting(Spring 1983) mengidentifikasi
faktor-faktor yang membedakan sistem akuntansi yaitu:
·
Tipe pemakai laporan keuangan yang
dipublikasikan.
·
Tingkat kepastian hukum.
·
Peraturan pajak dalam pengukuran.
·
Tingkat konservatisme.
·
Tingkat keketatan penerapan dalam historical
cost.
·
Penyesuaian replacement cost.
·
Praktek konsolidasi.
·
Kemampuan untuk memperoleh provisi.
·
Keseragaman antar perusahaan dalam menerapkan
peraturan.
C. Pengaruh-Pengauh
Terhadap Perkembangan Dunia Akuntansi
Kultur dan akar sejarah
suatu Negara merupakan langkah awal untuk mengenali faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap akuntasi. Kultur merupakan elemen penting yang harus
dipertimbangkan untuk mengetahui bagaimana sebuah sistem social berubah Karen
“pengaruh kultur yaitu: (1) norma dan nilai suatu sistem dan (2) perilaku
kelompok dalam interaksinya di dalam dan di luar sistem.”
Elemen-elemen structural
dan cultural yang mempengaruhi bisnis
Hofstede mencoba meneliti
elemen-elemen structural dari budaya yang mempengaruhi kuat perilaku dalam
situasi organisasi dan institusi. Ada 4 dimensi yang diidentifikasikan yaitu:
1. Individualisme vs
Kolektivisme
Individualisme merupakan
kecenderungan fungsi social yang relative bebas dan individual berarti hanya
mengurus diri sendiri dan keluarganya. Kebalikannya, kolektivisme adalah
kecenderungan fungsi-fungsi social yang relative ketat di mana masing-masing individu
mengidentifikasi diri sebagai kelompok dengan loyalitas yang tidak perlu
ditanyakan. Masalah utama dimensi ini adalah tingkat interdependensi individu
dalam sebuah masyarakat.
2. Large vs Small
Power Distance
Power Distance adalah
sejauh mana anggota menerima kekuasaan dalam institusi dan organisasi
didistribusikan tidak merata. Masyarakat dalam Small Power Distance membutuhkan
kesamaan kekuasaan dan justifikasi untuk ketidaksejahteraan kekuasaan.
Masyarakat di Large Power Distance menerima perintah hirarki di mana tiap-tiap
orang mempunyai tempat tanpa perlu justifikasi lagi. Masalah utaman dimensi ini
adalah bagaimana sebuah masyarakat menangani ketidaksetaraan di antara
orang-orang jika memang terjadi.
3. Strong vs Weak
Uncertainly Avoidance
Uncertainly Avoidance
adalah tingkat di mana anggota masyarakat merasa tidak nyaman dengan
ketidakpastian dan keraguan-keraguan. Strong Uncertainly Avoidance berusaha
mempertahankan suatu masyarakat yang begitu besar kepercayaannya dan kurang
toleran terhadap orang atau ide-ide alternative. Kebalikannya untuk Weak
Uncertainly Avoidance. Tema utama pada dimensi ini adalah bagaimana reaksi
sebuah masyarakat terhadap fakta bahwa waktu hanya berjalan satu arah dan masa
depan tidak diketahui serta apakah akan mencoba untuk mengontrol masa depan
atau membiarkannya.
4. Maskulin vs
Feminim
Maskulin cenderung pada
suatu masyarakat yang memberikan parameter pada keluarga, heroism dan
sukses-sukses material. Sebaliknya, feminism cenderung pada hubungan personal,
toleran pada kelemahan dan kualitas hidup. Tema utama pada dimensi ini adalah
bagaimana masyarakat memberikan peran-peran social berhubungan dengan masalah
gender.
Soal-soal
:
1.
karakteristik
era ekonomi global yang ada dalam akuntansi internasional antara lain,
kecuali..
a. Ketergantungan pada perdagangan internasional
b. Bisnis internasional
c. Hilangnya batasan-batasan antar Negara era
ekonomi global sering sulit untuk mengidentifikasi Negara asal suatu produk
atau perusahaan, hal ini terjadi pada perusahaan multinasional
d.
Maskulin dan feminim
2. Ada
berapa faktor yang mempengaruhi perkembangan akuntansi internasional ?
a. 5
b. 11
c.
8
d. 9
3.
Sebutkan pengertian dari klasifikasi akuntansi
internasional…
a. Klasifikasi merupakan
dasar untuk memahami dan menganalisis mengapa dan bagaimana sistem akuntansi
nasional berbeda-beda
b. Akuntansi Internasional adalah akuntansi
untuk transaksi internasional, perbandingan prinsip akuntansi antar negara yang
berbeda dan harmonisasi berbagai standar akuntansi dalam bidang kewenangan
pajak, auditing dan bidang akuntansi lainnya
c. A dan b benar
d. Salah semua
4.
Apa saja pendekatan untuk klasifikasi sistem
akuntansi…
a.
Pendekatan esklusif
b.
Pendekatan deduktif
c.
Pendekatan induktif
d. Jawaban b dan c benar
5. Yang bukan
merupakan pendekatan terhadap perkembangan akuntansi adalah…
a.
Pendekatan Independent
b.
Pendekatan macroekonomi
c.
Pendekatan asumsi ekonomi
d.
Pendekatan macroekonomi
Sumber :
http://yopipazzo.blogspot.com/2014/04/perkembangan-dan-klasifikasi-akuntansi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar